Ini adalah fanfic(samaran :3 ) dari novel gifting this wonderfull world with blessing (KONOSUBA). saya sengaja men-trnaslatenya mulai dari vol.9 karena ingin melihat ketertarikan para pembaca, kalau misalnya rame, mudah-mudahan bakal lanjut lagi :3.
Rencananya sih kalo respon pembaca bagus, saya bakal selesain dulu vol.9 baru ke vol 4-8. oh iya, anime KONOSUBA s1 itu ngerangkum dari vol 1-3, jadi saya mulainya dari vol 4...
gak usah basa-basi lagi deh, silahkan nikmati hasil translasi saya, dan silahkan kasih saran dan kritik yang banyak ke saya supaya selanjutnya bisa lebih baik.
Rencananya sih kalo respon pembaca bagus, saya bakal selesain dulu vol.9 baru ke vol 4-8. oh iya, anime KONOSUBA s1 itu ngerangkum dari vol 1-3, jadi saya mulainya dari vol 4...
gak usah basa-basi lagi deh, silahkan nikmati hasil translasi saya, dan silahkan kasih saran dan kritik yang banyak ke saya supaya selanjutnya bisa lebih baik.
============================
Ini hanyalah sebuah fanfic, jika ada kesamaan cerita, tokoh, tempat,
maka itu hanyalah kesamaan belaka
English by: yuNS, skythewoodtl
Translated to Indonesia by: ilham saputra
DILARANG MENG COPY-PASTE TANPA SEIJIN SAYA!!
Menerima kritik dan sarannya
=============================
Vol 9 “Crimson Destiny”
=============================
Prolog
=============================
“EXPLOSION----“
Bersamaan dengan itu muncul guncangan yang sangat kuat beserta
angin yang menghembus kencang ke seluruh wilayah di sekitarnya.
Dan bersamaan dengan itu muncul kawah baru di tanah kosong yang
tidak terlalu jauh dari kota axel.
Para kuli bangungan pasti akan sibuk lagi.
Megumin, yang sudah tumbang, mengangkat kepalanya dan bertanya
padaku:
“Berapa point untuk yang tadi?”
Aku— yang baru-baru ini di beri julukan “Sommelier explosion” oleh
Megumin – tidak akan memberi nilai besar dengan mudahnya.
“—Hmm, kalau dari daya hancurnya, aku beri nilai 90. Tapi aku
sadar kalau panas yang di hasilkan tidak seperti biasanya. Apa kau mencoba
untuk mengendalikannya karena ingin mencoba membuat seperti hawa di musim
panas?”
Saat Megumin mendengar jawabanku, senyum cerah tercipta di wajahnya.
“Tepat. Aku berpikir, ’apa sudah cukup jika hanya fokus di daya
hancur saja?’ jadi aku memutuskan untuk sihir explosion hari ini, aku ingin
mencoba membuat angin yang sejuk. Bagaimana menurutmu dengan angin yang
menghebus hangat tadi? Ku pikir itu akan membuat suasana alam di axel jadi lebih
bagus lagi.”
Aku masih tidak mengerti setengah dari perkataanya, tapi aku
mengerti intinya.
“ karena kau sudah mempertimbangkan para penonton, dan untuk lubang
yang cukup indah yang kau buat itu, aku memberimu nilai 97!”
“Terima kasih banyak! Aku akan terus berjuang!”
Setelah kami mengakhiri percakapan bodoh tadi, kemudian aku
menggending megumin yang tidak bisa bergerak itu. Aku sudah terbiasa dengan
tubuh ringannya yang masih saja belum ada perkembangan sedikitpun.
“Maaf karena selalu merepotkanmu seperti ini.”
“Kalau kau benar-benar ingin meminta maaf, cepatlah naikan levelmu.
Lalu tingkatkan kapasitas MP mu sampai kau tidak perlu terjatuh lemas lagi,
oke?”
Aku mengeluh pada megumin sambil kami berjalan pulang ke Axel
“Ini mungkin akan terus terjadi sebanyak apapun aku naik level, kau
tahu? Aku menggunakan semua skill point ku untuk meningkatkan kekuatan dari
sihir explosion ku.”
“Apa? Aku selalu bertanya-tanya selama ini kenapa sampai sekarang
jumlah maksimal MP-mu tidak seimbang dengan jumlah MP yang kau pakai… jadi itu
memang sengaja! Padahal aku sudah berharap agar kita tidak selalu pulang
seperti ini setelah kau meningkatkan levelmu. Kembalikan harapanku itu!”
“Apa salahnya keadaan seperti ini? Bukankah sekali-kali bersentuhan
kulit secara langsung dengan rekanmu itu sesuatu yang wajar?
“Oi, kau dan dua temanmu itu tidak punya hak mengatakan itu.”
Aku memikirkan harus menganggap apa kata “bersentuhan kulit” yang
diucapkan Megumin, dan sepertinya dia tidak peka.
“Diriku yang dulul saat aku masih tinggal di desa penyihir Crimson
mungkin tidak akan percaya jika aku berakhir menyemangati rekanku sebanyak ini.”
“Yah, aku juga tidak merasa disemangati saat ini…”.
Megumin langusng tertawa kecil setelah aku menyanggah perkataannya.
“Jadi seperti apa dirimu di masa lalu? Sebenarnya yang lebih
penting, apa yang membuatmu cukup gila untuk memutuskan belajar Explosion?”
“Kejam sekali kau mengatakan
diriku gila. Seperti apa diriku di masa lalu? ya…”
Megumin kemudian terdiam beberapa saat. Apa dia sedang memikirkan
masa lalunya?
“Aku tidak pernah bersosialisasi dengan siapapun. Karena aku jenius,
kupikir aku akan baik-baik saja jika aku sendirian.”
“Oh, jadi kau sudah menjadi chuuni sejak dulu? Ma-Maksudku, kau
sudah menjadi orang yang sombong bahkan sejak kecil?”
Mendengar jawabanku. Megumin kemudian menambah tenaga pada tangan
yang melingkar di leherku dan mencoba mencekik ku.
“Baiklah, baiklah, itu salahku, akan ku ulangi lagi! Intinya, kau
hanyalah orang yang anti—Ow, ow, ow! Hey, lembutlah sedikit padaku! Level dan
kekuatanmu lebih tinggi dibanding diriku!”
Megumin, yang sepertinya terkejut dengan reaksiku, mengeluh pada
dirinya sendiri di belakang punggungku.
“Itu salahmu karena memberi julukan yang aneh… Ngomong-ngomong, kau
ingin mendengar cerita bagaimana diriku belajar sihir Explosion ‘kan?”
“Oh, bena! Normalnya, kau tidak akan bisa belajar Explosion jika
tidak ada orang yang mengajarimu terlebih dahulu, ‘kan? Jadi aku aku ingin tahu
orang yang menyusahkan macam apa yang menjadi gurumu itu.”
“Menyebut orang yang kukagumi sebagai orang yang menyusahkan itu
sangat tidak sopan. Ah, benar juga..”
Sebuah ekspresi nostalgia terpancar di wajah megumin saat dia
mengenang kembali masa lalunya..
“––Aku akan menceritakannya kepadamu orang macam apa yang sudah
mengajariku sihir Explosion.”
Dia mengatakan sambil menyunggingkan senyumnya.